Pesan utama
- Kami tidak menemukan cukup bukti ilmiah berkualitas baik mengenai penggunaan superoksida dismutase pada bayi baru lahir yang lahir terlalu dini: hanya tiga penelitian untuk pencegahan penyakit paru-paru.
- Bukti-bukti ilmiah yang ada sangat tidak pasti mengenai efek superoksida dismutase terhadap displasia bronkopulmonalis, yang juga dikenal sebagai penyakit paru-paru kronis, kematian, retinopati prematuritas (kerusakan mata yang dapat menyebabkan kebutaan) dibandingkan dengan plasebo atau tanpa pengobatan.
- Tidak ada penelitian yang melaporkan adanya displasia bronkopulmonalis atau kematian pada usia kehamilan 36 minggu, kebutuhan pemberian oksigen, dan perkembangan jangka panjang. Usia pascamenstruasi adalah kombinasi dari usia kehamilan (lama kehamilan) dan usia kronologis sehari setelah kelahiran bayi.
Apa yang dimaksud dengan displasia bronkopulmonalis?
Bayi yang lahir terlalu dini ('prematur'), terutama bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 28 minggu, memiliki risiko kematian, penyakit paru-paru, dan gangguan otak yang lebih tinggi daripada bayi yang lahir pada atau mendekati cukup bulan. Sebagai contoh, beberapa bayi ini mengalami cacat intelektual, kebutaan, atau ketulian. Displasia bronkopulmonalis, yang juga dikenal sebagai penyakit paru-paru kronis, merupakan masalah umum pada bayi prematur yang menjalani ventilasi mekanis (pernapasan dengan bantuan mesin) dan bergantung pada oksigen atau mesin pernapasan. Radikal oksigen bebas, yaitu produk reaksi kimia yang menggunakan oksigen, diyakini menyebabkan displasia bronkopulmonalis karena sifatnya yang sangat tidak stabil, sehingga dapat merusak sel lain.
Apa yang dimaksud dengan superoksida dismutase?
Superoksida dismutase adalah protein yang secara normal ada di dalam tubuh untuk memberikan pertahanan terhadap radikal bebas, tetapi bayi prematur tidak memiliki persediaan yang cukup untuk memberikan pertahanan alami. Oleh karena itu, pemberian superoksida dismutase pada bayi prematur dapat mencegah terjadinya displasia bronkopulmonalis.
Apa yang ingin diketahui?
Kami ingin mengetahui apakah superoksida dismutase dapat mengurangi risiko:
- displasia bronkopulmonalis
- kematian
- kombinasi antara displasia bronkopulmonalis dan kematian
Apa yang telah dilakukan?
Kami mencari penelitian-penelitian yang mengamati superoksida dismutase pada bayi yang lahir terlalu dini. Kami membandingkan dan merangkum hasil penelitian dan menilai tingkat kepercayaan bukti-bukti ilmiah tersebut, berdasarkan faktor-faktor seperti metode penelitian dan besarnya jumlah subjek penelitian.
Apa yang ditemukan?
Kami menyertakan tiga penelitian dalam tinjauan kami, dengan total 380 bayi baru lahir prematur yang berisiko mengalami displasia bronkopulmonalis. Tidak jelas apakah superoksida dismutase mengurangi displasia bronkopulmonalis, kematian, atau kombinasi displasia bronkopulmonalis dan kematian. Dosisnya berkisar antara 0,25 mg/kg hingga 5,0 mg/kg. Superoksida dismutase diberikan kepada bayi melalui suntikan di bawah kulit atau langsung ke dalam trakea. Tidak ada penelitian yang sedang berlangsung.
Apa keterbatasan dari bukti ilmiah tersebut?
Kami tidak yakin dengan bukti ilmiah mengenai displasia bronkopulmonalis dan kematian karena penelitian yang dilakukan masih kecil dan menggunakan metode-metode yang cenderung menimbulkan kesalahan pada hasilnya. Secara keseluruhan, hasil dari penelitian ini kurang mencerminkan hasil dari semua studi yang telah dilakukan di area ini, beberapa di antaranya belum mempublikasikan hasilnya.
Seberapa mutakhir bukti ilmiah ini?
Bukti ilmiah ini diperbarui hingga September 2022.
Diterjemahkan oleh Javana Avita Prameswari (Universitas Gadjah Mada). Disunting oleh dr. Dhite Bayu Nugroho, M.Sc., Ph.D. (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.