Lompat ke isi utama

Bagaimana tingkat akurasi dari pencitraan ultrasonografi dupleks dalam melakukan diagnosis stenosis arteri karotis dalam pasien-pasien simptomatis?

Stenosis arteri karotis (CAS) adalah penyempitan dari lumen (rongga dalam) dari arteri karotis (biasanya disebabkan oleh deposit kolestrol yang disebut plak). CAS menyebabkan 8% dari total angka kejadian stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik) dan dikaitkan dengan kemungkinan kekambuhan yang tinggi. Dalam keadaan seperti itu, tatalaksana yang diberikan adalah untuk memastikan kembali aliran darah yang memadai (dengan melakukan tindakan operasi atau pendekatan lain untuk membuka pembuluh darah) untuk mencegah episode-episode neurologis lanjutan. Ultrasonografi Dupleks (DUS) dapat mengidentifikasi pasien yang tepat serta membantu dalam tatalaksana lebih invasif serta mereka yang memerlukan terapi dengan obat-obatan saja.

Apa tujuan dari tinjauan ini?

Untuk menentukan seberapa akurat DUS dalam mendiagnosis derajat dari CAS pada individu dengan gejala-gejala neurologis.

Apa yang diteliti dalam tinjauan ini?

DUS digunakan dalam praktik klinis sebagai tes pertama untuk mendeteksi stenosis arteri karotis, biasanya dengan hasil yang dikonfirmasi oleh tes lain yang lebih mahal dan invasif, seperti computed tomography angiography (CTA), magnetic resonance angiography (MRA), atau digital subtraction angiography (DSA). Keuntungan dari DUS adalah biaya yang lebih murah dan membantu mengurangi waktu yang diperlukan untuk memilih pasien untuk perawatan. Kami menyertakan penelitian yang menilai keakuratan DUS dibandingkan dengan DSA, MRA, atau CTA pada pasien dengan gejala stroke baru-baru ini. Kami mengelompokkan hasil dari penelitian yang menggunakan metode dan ambang batas yang kurang lebih sama untuk menilai keakuratan dalam kategori stenosis arteri karotis berikut ini: <50%, 50% hingga 99%, 50% hingga 69%, 70% hingga 99%, dan oklusi (penyumbatan pembuluh darah).

Apa hasil utama dari tinjauan ini?

Tinjauan ini mencakup 22 penelitian (4957 arteri karotis yang diuji). Pencarian dilakukan hingga 15 Februari 2021. Hasilnya menunjukkan hal-hal berikut ini: Jika DUS digunakan dalam kelompok standar yang terdiri dari 1000 pasien:

Untuk DUS versus DSA

<50% CAS (4 penelitian, 1495 arteri karotis): Diperkirakan 299 pasien akan memiliki hasil DUS yang mengindikasikan adanya CAS yang tidak signifikan, di mana delapan di antaranya (2,7%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat. Dari 701 orang dengan hasil yang menunjukkan bahwa <50% stenosis karotis tidak ada, 169 (24,1%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat.

50% sampai 99% CAS (5 penelitian, 1536 arteri karotis): Diperkirakan 642 pasien akan memiliki hasil DUS yang mengindikasikan adanya 50% hingga 99% CAS; dari jumlah tersebut, 147 (22,8%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat. Dari 358 orang dengan hasil yang menunjukkan bahwa <50% stenosis karotis tidak ada, 99 (15%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat.

70% sampai 99% CAS (99 penelitian, 2770 arteri karotis): Diperkirakan 390 pasien akan memiliki hasil DUS yang mengindikasikan adanya 70% hingga 99% CAS; dari jumlah tersebut, delapan (2%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat. Dari 610 orang dengan hasil yang menunjukkan bahwa 70% hingga 99% stenosis karotis tidak ada, 68 (11,1%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat.

Oklusi (7 penelitian, 1212 arteri karotis): Diperkirakan 205 pasien akan memiliki hasil DUS yang mengindikasikan oklusi arteri; dari jumlah tersebut, 41 (20%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat. Dari 795 orang dengan hasil yang menunjukkan tidak adanya oklusi karotis, 16 orang (2%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat.

Untuk DUS versus CTA

Oklusi (3 penelitian, 833 arteri karotis): Diperkirakan 606 pasien akan memiliki hasil DUS yang mengindikasikan adanya oklusi arteri karotis; dari jumlah tersebut, 36 pasien (6%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat. Dari 394 orang dengan hasil yang menunjukkan tidak adanya oklusi karotis, 30 orang (8%) akan diklasifikasikan secara tidak tepat.

Untuk DUS versus MRA

Meta-analisis tidak dilakukan.

Seberapa dapat dipercaya hasil penelitian dalam tinjauan ini?

Ada beberapa masalah dengan cara penelitian yang dilakukan yang dapat mengganggu estimasi yang benar dari akurasi diagnostik. Banyak penelitian yang kualitasnya buruk atau tidak jelas.

Untuk siapa hasil tinjauan ini dapat diaplikasikan?

Hasilnya relevan untuk pasien dengan gejala neurologis yang dicurigai memiliki stenosis arteri karotis.

Apa implikasi dari tinjauan ini?

Akurasi diagnostik DUS sangat tinggi, terutama dalam membedakan antara ada tidaknya stenosis arteri karotis yang signifikan. Bukti ilmiah ini, ditambah dengan sifatnya yang tidak terlalu invasif, mendukung penggunaan DUS secara dini untuk mendeteksi stenosis arteri karotis.

Translation notes

Diterjemahkan oleh dr. Jason Gautama. Disunting oleh dr. Arditya Damar Kusuma, M.Med (Clin Epi), Sp.JP(K) (Universitas Gadjah Mada). Email kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.

Citation
Cassola N, Baptista-Silva JCC, Nakano LCU, Flumignan CDQ, Sesso R, Vasconcelos V, Carvas Junior N, Flumignan RLG. Duplex ultrasound for diagnosing symptomatic carotid stenosis in the extracranial segments. Cochrane Database of Systematic Reviews 2022, Issue 7. Art. No.: CD013172. DOI: 10.1002/14651858.CD013172.pub2.

Our use of cookies

We use necessary cookies to make our site work. We'd also like to set optional analytics cookies to help us improve it. We won't set optional cookies unless you enable them. Using this tool will set a cookie on your device to remember your preferences. You can always change your cookie preferences at any time by clicking on the 'Cookies settings' link in the footer of every page.
For more detailed information about the cookies we use, see our Cookies page.

Accept all
Konfigurasi