Pesan utama
- Baik skor FIB-4 maupun indeks Forns dapat digunakan pada tahap awal untuk menyelidiki apakah seseorang memiliki jaringan parut hati.
- Skor FIB-4 paling baik digunakan untuk menyingkirkan jaringan parut hati stadium 3 (fibrosis berat) atau stadium 4 (sirosis).
- Indeks Forns paling baik digunakan untuk mendiagnosis orang dengan jaringan parut stadium 2 (fibrosis yang signifikan).
Mengapa meningkatkan diagnosis jaringan parut hati itu penting?
Infeksi Hepatitis C adalah penyebab umum jaringan parut hati (fibrosis). Jika tidak diobati, jaringan parut hati dapat berkembang menjadi bentuk parah yang disebut sirosis hati, yang sebagian besar tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan hati tidak berfungsi atau berkembang menjadi kanker. Saat ini, tes terbaik untuk mendiagnosis fibrosis hati adalah biopsi hati, di mana jaringan hati diambil dengan jarum dan dilihat di bawah mikroskop. Namun, biopsi hati bersifat invasif, mahal, menyakitkan, dan membawa beberapa risiko serius seperti pendarahan. Mendiagnosis fibrosis hati secara akurat melalui tes non-invasif seperti skor FIB-4 dan indeks Forns akan bermanfaat bagi masyarakat dan sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan. Namun, keakuratan diagnostik mereka (yaitu, seberapa baik mereka memberi tahu kita orang mana yang memiliki tahap penyakit apa) pada orang dengan infeksi hepatitis C masih belum jelas.
Apa yang dimaksud dengan tes skor FIB-4 dan indeks Forns?
Skor FIB-4 dan indeks Forns adalah tes untuk mendiagnosis stadium fibrosis hati. Mereka menggabungkan hasil laboratorium standar dengan faktor-faktor seperti usia untuk menghitung skor yang memperkirakan jumlah jaringan parut di hati. Dibandingkan dengan biopsi hati, tes ini adalah tes yang sederhana, murah, tersedia secara luas, relatif tidak menimbulkan rasa sakit, dan bebas risiko.
Setiap tes memiliki dua batas akhir: tinggi/masuk dan rendah/keluar. Jika hasil pemeriksaan seseorang berada di bawah batas bawah, maka ia tidak mengalami tahap fibrosis tersebut. Jika hasil pemeriksaan seseorang berada di atas batas tinggi, maka ia memiliki tahap fibrosis tersebut. Jika skor seseorang berada di antara kedua batas tersebut, tes ini tidak berguna karena tidak dapat memastikan atau menyingkirkan fibrosis. Ini disebut 'area abu-abu'. Seseorang dengan skor di 'area abu-abu' harus menjalani tes lebih lanjut, seperti biopsi hati.
Apa yang ingin kami ketahui?
Kami ingin menentukan seberapa baik skor FIB-4 dan indeks Forns dapat mendiagnosis berbagai tahap fibrosis hati pada orang dengan hepatitis C kronis, dibandingkan dengan hasil biopsi hati.
Apa yang sudah kami lakukan?
Kami mencari penelitian yang mengevaluasi keakuratan diagnostik skor FIB-4 atau indeks Forns (atau keduanya) pada orang dengan hepatitis C. Kami menggabungkan hasil dari penelitian-penelitian ini.
Apa yang kami temukan?
Kami mengikutkan 84 penelitian dengan total 107.583 partisipan. Penelitian ini dilakukan di 28 negara, dan diterbitkan antara tahun 2002 dan 2021. Kami menganalisis hasil dari 62 penelitian dengan 100.605 peserta. Kami memilih bagian penelitian ini karena mereka menerapkan dua tes menggunakan nilai batas rendah dan tinggi yang sebanding. Dengan pendekatan ini, kami bisa lebih yakin dengan hasil analisis kami.
Dengan menggabungkan hasil penelitian untuk skor FIB-4 untuk mendiagnosis fibrosis berat (stadium 3), kami dapat mengatakan hal berikut untuk kelompok hipotetis yang terdiri dari 1000 orang:
- Dengan menggunakan batas yang tinggi atau masuk, 144 orang akan didiagnosis dengan benar dengan fibrosis berat, sementara 48 orang akan salah didiagnosis dengan tahap penyakit ini;
- Dengan menggunakan batas rendah atau keluar, 430 orang akan memiliki fibrosis berat yang disingkirkan dengan benar, sementara 58 orang
dengan
fibrosis akan terlewatkan;
- Dengan menggunakan kedua batas tersebut secara bersamaan, sekitar sepertiga orang akan memerlukan tes lebih lanjut ('area abu-abu').
Dengan menggabungkan hasil penelitian untuk indeks Forns untuk mendiagnosis fibrosis yang signifikan (stadium 2), kami dapat mengatakan hal berikut untuk kelompok hipotetis yang terdiri dari 1000 orang:
- Dengan menggunakan batas yang tinggi atau masuk, 179 orang akan didiagnosis dengan benar dengan fibrosis yang signifikan, sementara 13 orang akan salah didiagnosis dengan tahap penyakit ini;
- Dengan menggunakan batas rendah atau keluar, 218 orang akan memiliki fibrosis signifikan yang disingkirkan dengan benar, sementara 83 orang dengan fibrosis akan terlewatkan;
- Dengan menggunakan kedua batas tersebut secara bersamaan, sekitar separuh orang akan memerlukan tes lebih lanjut ('area abu-abu').
Apa keterbatasan bukti ilmiah tersebut?
Keyakinan kami terhadap bukti-bukti ilmiah tersebut berkurang karena banyak penelitian yang mungkin telah melebih-lebihkan keakuratan diagnostik dari tes. Selain itu, angka-angka yang dijelaskan di atas adalah ringkasan berdasarkan hasil gabungan dari banyak penelitian. Karena estimasi keakuratan sangat bervariasi di setiap penelitian, kami tidak dapat memastikan bahwa penerapan skor FIB-4 atau indeks Forns akan selalu memberikan hasil yang sama.
Seberapa mutakhir bukti ilmiah ini?
Bukti ilmiah ini memakai publikasi hingga 13 April 2022.
Diterjemahkan oleh dr. Nathania Indah Ekaputri. Disunting oleh dr. Arditya Damar Kusuma, M.Med (Clin Epi), Sp.JP(K) (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.