Banyak orang tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan yang diresepkan. Konsekuensi dari hal ini untuk infeksi kronis dan melemahkan seperti tuberkulosis sangatlah serius dan dapat mencakup periode infeksi yang berkepanjangan, kambuh, munculnya isolat Mycobacterium tuberculosis yang kebal obat, serta peningkatan morbiditas dan mortalitas. Tinjauan kami mempertimbangkan uji klinis dalam hal pendidikan dan konseling dalam meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan tuberkulosis laten (tidak aktif) dan tuberkulosis aktif.
Kami mengidentifikasi tiga bukti ilmiah dari uji klinis dengan kualitas bukti yang sangat rendah yang melibatkan total 1.437 peserta yang mengevaluasi intervensi pendidikan dan konseling dalam meningkatkan kepatuhan untuk menyelesaikan pengobatan untuk pengobatan tuberkulosis laten. Dua dari penelitian ini menunjukkan efek yang menguntungkan dari edukasi dan konseling terhadap kepatuhan terhadap pengobatan, sedangkan satu penelitian lainnya tidak.
Terdapat perbedaan substansial antara uji klinis dalam hal populasi yang menjadi target, intervensi yang dipilih, dan luaran yang terukur. Bukti ilmiah yang ada tidak cukup untuk memandu kebijakan tentang penggunaan pendidikan dan konseling untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi tuberkulosis.
Diterjemahkan oleh dr. Angelina Stevany Regina Masengi, M.Biomed. (Universitas Sam Ratulangi). Disunting oleh dr. Arditya Damar Kusuma, M.Med (Clin Epi), Sp.JP(K) (Universitas Gadjah Mada). Surel Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.