Seberapa akurat tes CAM-ICU untuk diagnosis delirium pada pasien dewasa yang dirawat di unit perawatan intensif?

Pesan utama

Tinjauan kami menunjukkan bahwa CAM-ICU adalah tes yang terpercaya untuk menilai kondisi delirium dalam konteks perawatan intensif. Tes ini khususnya sesuai untuk menentukan eksklusi delirium. Jika berdasarkan tes CAM-ICU dinyatakan bahwa tidak ada delirium, maka kecil kemungkinan orang tersebut mengalami delirium.

Apakah tujuan dari tinjauan ini?

Untuk mengevaluasi akurasi tes CAM-ICU yang digunakan sebagai alat bantu dalam mendeteksi delirium pada pasien di unit-unit perawatan intensif.

Mengapa penting mengetahui kondisi delirium?

Ketika orang tidak sehat, mereka dapat mengalami perubahan pemikiran, tingkat kesadaran, atau kemampuan untuk mempertahankan atensi. Kondisi dengan perubahan ini disebut sebagai delirium. Delirium menjadi lebih mungkin terjadi ketika seseorang menjadi semakin tidak sehat. Delirium sangat umum terjadi ketika seseorang sangat tidak sehat sehingga memerlukan pemantauan dan perawatan yang lebih seksama, misalnya di unit perawatan intensif (ICU). Area rumah sakit yang menyediakan perawatan yang lebih seksama ini disebut ‘perawatan intensif’.

Dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami delirium, pasien yang mengalami delirium lebih mungkin membutuhkan durasi rawat lebih lama di rumah sakit dan lebih mungkin meninggal. Delirium dikaitkan dengan kesulitan baik bagi pasien maupun keluarganya.

Deteksi segera ketika seseorang mengalami delirium akan memungkinkan pengobatan yang lebih baik. Namun demikian, menilai keberadaan delirium tidaklah mudah. Hal ini bahkan lebih rumit pada perawatan intensif, karena pasien mungkin memiliki alat bantu nafas, yang berarti mereka tidak dapat dengan mudah berbicara pada petugas kesehatan.

Apa yang dimaksud dengan tes CAM-ICU?

The Confusion Assessment Method for the Intensive Care Unit (CAM-ICU) adalah tes untuk mengetahui delirium. Penentuan ini berdasarkan serangkaian pertanyaan dan perintah yang dirancang untuk mendeteksi ciri-ciri delirium.

Aspek-aspek tertentu dari tes CAM-ICU menjadikannya sesuai dalam konteks perawatan intensif di mana pasien-pasien perlu dipantau secara seksama. Tes CAM-ICU dapat dikerjakan meskipun pasien yang dinilai tidak dapat berbicara. Tes ini dapat dengan cepat digunakan dan memerlukan pelatihan minimal, sehingga dapat digunakan oleh setiap anggota tenaga kesehatan yang telah terlatih.

Apa yang dipelajari dalam tinjauan ini?

Kami meninjau penelitian yang menilai akurasi tes CAM-ICU ketika digunakan dalam konteks perawatan intensif. Kami mengikutsertakan penelitian yang membandingkan hasil tes CAM-ICU, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih menggunakan CAM-ICU, dengan penilaian diagnostik baku emas yang lebih rinci.

Apa hasil utama dari tinjauan ini?

Kami mengikutkan 25 penelitian dengan total 2817 partisipan. Tes CAM-ICU dapat mengidentifikasi pasien dengan delirium secara tepat sekitar 78% dari keseluruhan tes yang dilakukan pada setiap partisipan. Tes ini lebih baik dalam mengidentifikasi pasien yang tanpa delirium, dengan memberikan hasil sesuai sekitar 95% dari keseluruhan tes yang dilakukan pada setiap partisipan.

Jika tes CAM-ICU diterapkan pada sekelompok pasien dengan jumlah 100 orang dalam perawatan intensif, dengan 40% (40 pasien) di antaranya mengalami delirium, maka diperkirakan alat ini akan dapat mendeteksi dengan benar sekitar 31 pasien yang mengalami delirium dan melewatkan sembilan kasus lainnya. Tes CAM-ICU akan dapat menunjukkan bahwa tiga pasien mengalami delirium yang sebenarnya tidak.

Seberapa andalkah hasil studi dalam tinjauan tersebut?

Meskipun risiko biasnya rendah dan angka partisipan dalam studi yang diikutsertakan tergolong besar, kami tidak dapat memastikan hasilnya karena perbedaan antara studi dalam penerapan tes maupun perbandingan interpretasi ‘baku emas’.

Kepada siapa saja hasil tinjauan ini dapat digunakan?

Kami hanya mencari penelitian yang menggunakan tes CAM-ICU dalam konteks perawatan intensif. Tes CAM-ICU sebenarnya juga digunakan dalam konteks perawatan kesehatan lainnya, tetapi cakupan itu bukanlah fokus dari tinjauan ini.

Seberapa mutakhir tinjauan ini?

Penelusuran literatur ini mencakup publikasi yang diterbitkan hingga 8 Juli 2022.

Translation notes: 

Diterjemahkan oleh dr. Angelina Stevany Regina Masengi, M.Biomed. (Universitas Sam Ratulangi). Disunting oleh Dr. dr. Diah Rumekti Hadiati, M.Sc., Sp.OG., Subsp. K.Fm. (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id

Tools
Information