Apa tujuan dari tinjauan ini?
Dilakukan tinjauan bukti ilmiah terkait teknik pembedahan yang disebut mastektomi menyisakan kulit (yaitu, mengangkat jaringan payudara termasuk payudara dan areola (kulit yang mengelilingi puting) dengan tetap mempertahankan semua kulit yang menutupi payudara) dibandingkan dengan mastektomi konvensional (yaitu, mengangkat kulit yang menutupi payudara termasuk puting dan areola).
Pesan utama
Kami menemukan bahwa mastektomi menyisakan kulit tidak memiliki perbedaan dengan mastektomi konvensional dalam hal risiko kambuhnya kanker di area payudara saja (kekambuhan lokal), peluang kematian akibat kanker payudara (kesintasan secara keseluruhan) atau risiko komplikasi setelah pembedahan. Komplikasi setelah pembedahan yang dinilai termasuk hilangnya rekonstruksi payudara (dimana flap atau implan untuk rekonstruksi payudara perlu diangkat melalui pembedahan karena komplikasi), nekrosis kulit, infeksi lokal, perdarahan, kualitas hidup, dan hasil kosmetik. Hasil tinjauan ini didasarkan pada 14 penelitian dan mungkin sebagian besar memiliki bias karena adanya kekurangan dalam desainnya.
Apa itu mastektomi menyisakan kulit?
Mastektomi konvensional untuk kanker payudara adalah prosedur pembedahan yang terdiri dari pengangkatan seluruh jaringan payudara, kulit yang menutupi payudara, dan bagian puting-areola. Peluang kanker kembali muncul di dinding dada (di lokasi mastektomi) setelah tipe pembedahan ini adalah sekitar 2.3% setelah 20 tahun. Upaya untuk meningkatkan hasil kosmetik telah mengarah pada penggunaan mastektomi menyisakan kulit sebagai alternatif dari mastektomi konvensional. Mempertahankan sebanyak mungkin kulit payudara dengan menyisakan jaringan payudara yang minimal dan memberikan kepuasan psikologis yang lebih tinggi dan persepsi cedera yang lebih sedikit. Mastektomi menyisakan kulit telah digunakan untuk tatalaksana kanker payudara selama dua dekade terakhir.
Apa yang ingin diketahui?
Kami ingin mengetahui apakah mastektomi menyisakan kulit untuk tatalaksana kanker payudara sama efektifnya dibandingkan dengan mastektomi konvensional dan kami ingin menilai apakah tingkat komplikasi operasinya berbeda.
Apa yang sudah dilakukan?
Kami melakukan penelusuran penelitian yang membandingkan mastektomi menyisakan kulit dengan jenis mastektomi lain untuk pengobatan kanker payudara. Kami membandingkan dan merangkum hasil penelitian dan menilai kepercayaan kami terhadap bukti ilmiah berdasarkan faktor-faktor seperti metode dan ukuran penelitian.
Apa yang ditemukan?
Kami menemukan 14 penelitian kohort (studi longitudinal yang mengikuti orang dari waktu ke waktu) yang melibatkan 12.283 operasi di mana 3.183 orang menjalani mastektomi menyisakan kulit dan 9.100 orang menjalani mastektomi konvensional.
Pasien yang menjalani mastektomi menyisakan kulit atau mastektomi konvensional mungkin memiliki kesamaan:
- peluang kekambuhan kanker setelah operasi (1 studi)
- kesintasan (2 studi)
- risiko komplikasi secara keseluruhan (4 studi)
- risiko pengangkatan flap atau implan untuk rekonstruksi payudara akibat komplikasi (3 studi)
- risiko nekrosis kulit (4 studi)
- risiko infeksi (2 studi)
- risiko perdarahan (4 studi)
Namun, bukti ilmiahnya sangat tidak jelas.
Berdasarkan satu penelitian, tampaknya tidak ada perbedaan dalam hasil estetika antara mastektomi menyisakan kulit yang dilakukan rekonstruksi payudara segera dibandingkan dengan mastektomi konvensional dengan tindakan rekonstruksi payudara yang ditunda. Satu studi mengevaluasi kualitas hidup. Studi ini menunjukkan adanya kesamaan kepuasan pasien, aktivitas sosial, aspek fisik, dan kondisi umum pada mereka yang menjalani mastektomi menyisakan kulit yang diikuti dengan rekonstruksi payudara dan mereka yang menjalani mastektomi tanpa rekonstruksi payudara.
Apa keterbatasan bukti ilmiah tersebut?
Studi yang ditemukan sebagian besar bersifat retrospektif. Ini berarti bahwa partisipan dipilih beberapa tahun setelah operasi, dan ditanya tentang pengalaman mereka setelah operasi, yang mungkin menyebabkan bias dalam penelitian. Dari 14 penelitian, dua penelitian dimulai pada saat operasi.
Pasien yang menjalani mastektomi konvensional kemungkinan berbeda dengan mereka yang menjalani mastektomi menyisakan kulit. Sebagian besar penelitian tidak mempertimbangkan perbedaan ini di seluruh kelompok ketika menganalisis data.
Seberapa mutakhir bukti ilmiah ini?
Peneliti tinjauan melakukan pencarian studi yang telah dipublikasi hingga Agustus 2019
Diterjemahkan oleh dr. Ajeng Viska Icanervilia, MPH (Universitas Gadjah Mada). Disunting oleh dr. Detty S Nurdiati, MPH, PhD, SpOG, Subsp. KFM (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id